SEMUA TENTANG HATI
Monday, February 21, 2011
Tak Sepilu Lalu
Kini hujan membawa ketentraman
Bila waktu yang lepas hujan membisikkan rindu
Kini hujan merentangkan semangat
Bila lalu bunyi rintik hujan bagikan sayatan kepiluan
tapi kini suara itu bak irama doa
Kau tak datang lagi seperti derunya hujan malam ini
karena kau hanya sepi dan debu
Kau tak lagi seindah tetesan hujan yang membuatku tersenyum
karena kau telah berubah menjadi serpihan tak berbentuk
Aku bersama hatiku, dengan impianku
akan lepas menembus lapisan nirwana
Menggetarkan dentuman harapan yang tak pernah mati
dan hujan akan terus mengantarkanku...
Hujan tak lagi sepilu lalu
Aku Terperangkap
Aku tergilas dalam kesedihan yang sulit dicari ujungnya
Aku mengaduh pada masa yang tak tersisa...
Rindu menggulung dengan kegundahan lara
Rindu menderu dengan doa untuk esok
Rindu menyayat, menghadirkan perih yang tak terobati..
wahai sang jingga yang redup
Adakah kau sisakan terang untuk esokku?
Wahai biru yang syahdu
Tariklah diriku ke dalam ketentraman
agar aku bisa memberikan kedamaian pada rerumputan yang beranjak kering
Wahai cahaya yang padam
Nyalakan terangmu walaupun setitik
Bukan untukku, tapi untuk derita lara yang menghitam
Semuanya seperti pagi yang tetutup mendung, kabur
Adakah langkah harus terjungkal? bila mata tak bisa mengawasi
Dalam diam yang berbalut doa
tak henti harap terus terpatri
Untuk kerinduan, untuk kebersamaan
dan untuk senyum kita selamanya.
Bila Hatiku Memilih
Luka tak lagi terasa menyayat
Embun bak obat yang melelehkan kuman kebencian dalam jiwa
Bila hatiku terus memanggilmu
Kebencian yang kupupuk memudar
Sapaan cahaya yang berbalut pelangi menghantarkan kupu-kupu yang berwarna dalam hati
Bila hatiku luruh dalam siulan cintamu
Kekecewaan hanya bak debu terbang
Rentangan tangan dan senyumanmu hadirkan damai dalam biru
Bila hatiku memilihmu, aku tak mampu menolaknya