SEMUA TENTANG HATI

Sunday, December 21, 2008

Di Ujung?

Aku duduk terpaku menatap semua warna berserakan. Baru kemarin aku menanam bunga ini, baru kemarin aku menikmati warna-warnanya yang indah bermekaran. Tapi hari ini badai datang..........angin kencang, petir yang bergemuruh, hujan lebat telah memporak-porandakan bunga-bungaku. Angin itu juga telah meminta kembali bunga-bunganya, merebutnya dari tanganku dan mencampakkanku dengan duri yang tersisa.

Dengan tangan yang serasa sudah tak bertenaga lagi, aku ambil bunga yang berserakan, ku pungut satu-satu remah-remah bunga yang masih segar. Aku berusaha terus mengusap air mataku yang tak jua berhenti, aku tidak mau air mataku membasahi serpihan-serpihan bunga ini hingga menjadikannya layu.

Aku tidak tahu apakah bunga-bunga ini bisa kurangkai kembali. Aku bahkan tidak tahu apakah aku masih bisa memiliki remah-remah bunga ini. Tapi sedikit dan sekoyak apapun dari bunga ini akan tetep kubingkai dan ku letakkan dalam jiwaku. Walaupun aku tak lagi punya harapan untuk melihat bungaku mekar, tapi aku tetep ingin menyimpannya dalam dinding hatiku terdalam. Ya...di hatiku terdalam, hingga tak ada lagi orang yang melihatnya dan mencerabutnya dariku. Aku tidak perduli lagi apakah bunga itu masih menyebarkan keharumannya, bagiku merasa memiliki bunga itu dalam hatiku sudah lebih dari cukup, walaupun hanya sebatas serpihannya.

Ah..aku harus melihat dua hal yang aku sayang dan aku cintai berantakan dalam waktu yang sama. yah...aku bukan hanya harus memunguti bungaku yang porak poranda terkena angin, tapi aku juga harus memungutin kalung manik-manikku yang entah tanpa sebab tiba-tiba terputus dan menyebar ke seluruh kamarku. Inikah pertanda kalau semuanya sudah berada di ujung jalan?
posted by Nihayatul (Ninik) Wafiroh at 9:32 AM

0 Comments:

Post a Comment

<< Home